TANGSEL - Bencana banjir kini kerap kali menghantui warga Tangerang Selatan (Tangsel), terutama ketika hujan mulai mengguyur dengan intensitas tinggi.
Dampaknya, sejumlah permukiman di berbagai sudut Kota Tangsel menjadi korbannya, rumah-rumah warga terendam. Terlebih bagi mereka yang tinggal di dekat aliran sungai atau kali.
Untuk itu, Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Kontruksi (DSDABMBK) Kota Tangsel menginisiasi untuk segera mengambil tindakan ihwal penanganan banjir yang kini mulai meresahkan ini.
Langkah tersebut diawali dengan memperbarui peta daerah rawan bencana banjir di Kota Tangsel.
"Jadi ini bagian dari penyusunan master plan penanganan banjir Kota Tangerang Selatan, yang kita harapkan ini bisa diselesaikan hari ini. Sehingga nanti output-nya biar lebih terarah dan terukur, " kelas Kepala DSDABMBK Kota Tangsel, Robbi Cahyadi dalam kegiatan forum group discussion (FGD) updating data banjir dan genangan yang berlangsung di Pusemkot Tangsel, Rabu (12/10/2022).
Dalam forum diskusi tersebut, Robbi menghadirkan para pimpinan kewilayahan tingkat Kelurahan dari seluruh wilayah Tangsel.
Sebab menurutnya, mereka lah yang mengetahui informasi dan permasalahan di setiap wilayah secara mendetail.
"Untuk menampung usulan-usulan, validasi data. Makanya ini hadir sebagian besar dari kewilayahan di kelurahan. Karena data banjir ini kan dinamis seiring dengan perubahan tata denah lahan, perubahan iklim dan sebagainya. Maka para lurah ini kita minta validasi data titik mana saja yang terjadi genangan dan banjir, " terang Robbi.
Selain mendata titik banjir terbaru, forum diskusi tersebut juga membahas terkait dampak dan usulan penanganan ihwal bencana banjir di setiap daerah.
"Dampaknya seperti apa, kemudian usulan mereka secara kewilayahan seperti apa. Kita semua nanti rangkum dalam FGD ini, " tuturnya.
Forum ini, kata Robbi, tidak akan berhenti sampai di sini. Diskusi ini akan terus berlanjut, hingga formulasi terkait penanganan banjir di Kota Tangsel ini dapat berhasil secara efisien.
"Tentu ini tidak cukup sekali. Setelah masuk usulan dan datanya kita analisa. Nanti kita keluarkan dan kita diskusikan lagi. Ini kurang lebih untuk rencana penanganannya, jangka pendek, menengah dan panjang, " jelasnya.
Robbi menerangkan, jika formulasi penanganan banjir itu telah disepakati, maka selanjutnya adalah proses pengerjaan.
"Jadi ada yang harus kita kerjakan langsung, nanti di tahun berikutnya, ada yang butuh pendetailan lagi, DED, pembebasan lahan, dan sebagainya.Nah ini kewilayahan sekarang ini, selain menyusun data, ingin menyusun juga skala prioritas. Sesuai dengan ketentuan yang ada. Genangan itu durasi di bawah 2 jam dan tingginya di bawah 30 sentimeter. Kalau lebih tinggi itu banjir. Nah kewilayahan maunya itu semua jadi prioritas, " tandasnya. (Hendi)